1. Pendahuluan
Routing Information Protocol (RIP) adalah salah satu implementasi dynamic routing protocol. Dynamic routing protocol sendiri didefinisikan sebagai routing protocol yang memungkinkan router-router yang dikonfigurasi dapat saling bertukar informasi routing secara dinamis. Berikut adalah karakteristik dari RIP routing protocol:
1. RIP termasuk routing protocol berjenis distance vector.
2. RIP menggunakan hop count sebagai metric untuk menentukan best path.
3. Network dengan hop count yang bernilai lebih dari 15 dianggap sebagai unreachable network.
4. Routing update messages disebarkan setiap 30 detik.
5. RIP memiliki administrative distance (AD) sebesar 120.
RIP mengalami perkembangan dari versi 1 (v1) ke versi 2 (v2). RIP v1 merupakan classful routing protocol, sedangkan RIP v2 adalah classless routing protocol. Salah satu perbedaan dari keduanya adalah, pada classful routing protocol, informasi subnet mask tidak disertakan dalam routing updates, sedangkan pada classless routing protocol, informasi subnet mask disertakan pada routing updates . Perbedaan lainnya, RIP v1 hanya mendukung subnetting dengan metode CIDR, sedangkan RIPv2 telah mendukung jaringan dengan metode subnetting VLSM.
Pada implementasi RIP terdapat istilah automatic summarization. Automatic summarization merupakan metode dimana network address’ yang ada pada routing table dikelompokkan ke dalam satu network boundary yang lebih besar. Keuntungan dari automatic summarization adalah mengurangi ukuran routing update message, serta memungkinkan routing table lookup dengan lebih cepat. Di sisi lain, kekurangannya adalah tidak didukungnya discontiguous network.
b. RIP Versi 2
Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan pada tahun 1993 dan standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet, sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas, maka batas hop dari 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya beroperasi dengan spesifikasi awal jika semua protokol Harus Nol bidang dalam pesan RIPv1 benar ditentukan. Selain itu, aktifkan kompatibilitas fitur memungkinkan interoperabilitas halus penyesuaian.
Pada percobaan ini kita melakukan configurasi pada 1 server, 3 router, 3 switch, 6 PC client dan 1 PC server. masing-masing devices dihubungkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. PC ke switch menggunakan kabel straight
2. switch ke router menggunakan kabel straight
3. router ke router menggunakan kabel serial
4. server ke switch menggunakan kabel straight
setelah semua devices terhubung selanjutnya kita melakukan konfigurasi pada masing-masing devices dengan command konfigurasi di atas.
jika semua konfigurasi yang dilakukan telah benar maka semua devices akan terhubung dengan baik. untuk mengecek apakah konfigurasi telah benar lakukan pengecekan dengan melakukan :
1. ping dari pc client ke server
jika ada balasan Reply from 112.16.30.2: bytes=32 time=10ms TTL=125 berarti pc client telah terhubung ke server
2. buka domain yang telah kita setting diserver menggunakan pc client, jika keluar output seperti yang kita setting pada file html berarti konfigurasi telah berhasil.
5. Kesimpulan
RIP v2 merupakan perkembangan dari RIP v1, dengan dilihat dari beberapa keuntungan yang diberikan, RIP v2 sangat baik digunakan, traffic penggunaan di dunia bahwa RIP v2 banyak digunakan dari pada RIP v1 dan sebagainya, karena harganya yang relatif dan mudah dilakukan configurasi Routingnya.
Routing Information Protocol (RIP) adalah salah satu implementasi dynamic routing protocol. Dynamic routing protocol sendiri didefinisikan sebagai routing protocol yang memungkinkan router-router yang dikonfigurasi dapat saling bertukar informasi routing secara dinamis. Berikut adalah karakteristik dari RIP routing protocol:
1. RIP termasuk routing protocol berjenis distance vector.
2. RIP menggunakan hop count sebagai metric untuk menentukan best path.
3. Network dengan hop count yang bernilai lebih dari 15 dianggap sebagai unreachable network.
4. Routing update messages disebarkan setiap 30 detik.
5. RIP memiliki administrative distance (AD) sebesar 120.
RIP mengalami perkembangan dari versi 1 (v1) ke versi 2 (v2). RIP v1 merupakan classful routing protocol, sedangkan RIP v2 adalah classless routing protocol. Salah satu perbedaan dari keduanya adalah, pada classful routing protocol, informasi subnet mask tidak disertakan dalam routing updates, sedangkan pada classless routing protocol, informasi subnet mask disertakan pada routing updates . Perbedaan lainnya, RIP v1 hanya mendukung subnetting dengan metode CIDR, sedangkan RIPv2 telah mendukung jaringan dengan metode subnetting VLSM.
Pada implementasi RIP terdapat istilah automatic summarization. Automatic summarization merupakan metode dimana network address’ yang ada pada routing table dikelompokkan ke dalam satu network boundary yang lebih besar. Keuntungan dari automatic summarization adalah mengurangi ukuran routing update message, serta memungkinkan routing table lookup dengan lebih cepat. Di sisi lain, kekurangannya adalah tidak didukungnya discontiguous network.
a. RIP versi 1
Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable Length Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai serangan.
Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable Length Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai serangan.
b. RIP Versi 2
Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan pada tahun 1993 dan standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet, sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas, maka batas hop dari 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya beroperasi dengan spesifikasi awal jika semua protokol Harus Nol bidang dalam pesan RIPv1 benar ditentukan. Selain itu, aktifkan kompatibilitas fitur memungkinkan interoperabilitas halus penyesuaian.
Dalam upaya untuk menghindari beban yang tidak perlu host yang tidak berpartisipasi dalam routing, RIPv2 me-multicast seluruh tabel routing ke semua router yang berdekatan di alamat 224.0.0.9, sebagai lawan dari RIP yang menggunakan siaran unicast. Alamat 224.0.0.9 ini berada pada alamat IP versi 4 kelas D (range 224.0.0.0 - 239.255.255.255). Pengalamatan unicastmasih diperbolehkan untuk aplikasi khusus. (MD5) otentikasi RIP diperkenalkan pada tahun 1997. RIPv2 adalah Standar Internet STD-56.
Berikut adalah command yang diperlukan untuk mengkonfigurasi router R dengan routing protocol RIP v2:
R(config)#router rip
R(config-router)# ver 2
R(config-router)# network networkaddress
Dimana networkaddress pada command di atas adalah network address yang terhubung langsung (directly connected) dengan router R.
RIPV2 termasuk dalam protokol routing IGP (Interior Gateway Protocol) seperti halnya RIPV1 yang merpakan versi terdahulu dari RIP. RIPV2 merupakan Classless routing protocol, sehingga RIPV2 mendukung untuk pengalamatan dengan teknik VLSM. Untuk teknik pengalamatan IP akan ada pembahasan tersendiri, kali ini hanya membahas tentang routing RIPV2 yang sudah mulai terlupakan. Kelebihan RIPV2 dibandingkan dengan RIPV1 sebagai berikut:
1. Classless routing protocol sehingga mendukung pengalamatan IP CIDR dan VLSM
2. Update pesan RIP menyertakan subnetmask
3. Menggunakan multicast dalam mengirimkan updates
4. Tersedia fitur autentikasi
Setelah penjelasan d iatas langsung kita implementasikan dengan cara mengkonfigurasi topologi di bawah ini :
2. Konfigurasi
Konfigurasi pada
Router1:
Router>ena
Router>enable
Router#conf
Router#configure
Configuring from
terminal, memory, or network [terminal]?
Enter configuration
commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#inter
Router(config)#inter
Router(config)#interface
fast
Router(config)#interface
fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip
ad
Router(config-if)#ip
address 192.168.20.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no
shutdown
Router(config-if)#
%LINK-5-CHANGED:
Interface FastEthernet0/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN:
Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Router(config)#
Router(config)#inter
Router(config)#interface
se
Router(config)#interface
serial 0/0/0
Router(config-if)#ip
ad
Router(config-if)#ip
address 10.10.20.1 255.255.255.0
Router(config-if)#clock
rate 64000
Router(config-if)#no
shutdown
%LINK-5-CHANGED:
Interface Serial0/0/0, changed state to down
Router(config-if)#
Router(config-if)#exit
Router(config)#
Router(config)#rou
Router(config)#router
rip
Router(config)#router
rip
Router(config-router)#ver
Router(config-router)#version
2
Router(config-router)#
Router(config-router)#net
Router(config-router)#network
192.168.20.0
Router(config-router)#network
10.10.20.0
Router(config-router)#^Z
Router#
%SYS-5-CONFIG_I:
Configured from console by console
Router#cop
Router#copy ru
Router#copy
running-config st
Router#copy
running-config startup-config
Destination filename
[startup-config]?
Building
configuration...
[OK]
Router#
Hasil IP Route pada
Router1
Router#sh
Router#show ip ro
Router#show ip
route
Codes: C - connected,
S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area
* - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
P
- periodic downloaded static route
Gateway of last resort
is not set
10.0.0.0/24 is subnetted, 2 subnets
R
10.10.10.0 [120/1] via 10.10.20.2, 00:00:06, Serial0/0/0
C
10.10.20.0 is directly connected, Serial0/0/0
R
112.0.0.0/8 [120/2] via 10.10.20.2, 00:00:06, Serial0/0/0
R
192.168.10.0/24 [120/1] via 10.10.20.2, 00:00:06, Serial0/0/0
C
192.168.20.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
Konfigurasi pada
Router2
Router>ena
Router>enable
Router#conf
Router#configure
Configuring from
terminal, memory, or network [terminal]?
Enter configuration
commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#inter
Router(config)#interface
fas
Router(config)#interface
fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip
ad
Router(config-if)#ip
address 192.168.10.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no
shut
Router(config-if)#no
shutdown
Router(config-if)#
%LINK-5-CHANGED:
Interface FastEthernet0/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN:
Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Router(config)#inter
Router(config)#interface
se
Router(config)#interface
serial 0/0/0
Router(config-if)#ip
ad
Router(config-if)#ip
address 10.10.20.2 255.255.255.0
Router(config-if)#clock
rate 64000
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#
%LINK-5-CHANGED:
Interface Serial0/0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Router(config)#
Router(config)#inter
Router(config)#interface
se
Router(config)#interface
serial 0/0/1
%LINEPROTO-5-UPDOWN:
Line protocol on Interface Serial0/0/0, changed state to up
Router(config-if)#ip
ad
Router(config-if)#ip
address 10.10.10.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no
shutdown
%LINK-5-CHANGED:
Interface Serial0/0/1, changed state to down
Router(config-if)#
Router(config-if)#exit
Router(config)#
Router(config)#ro
Router(config)#router
rip
Router(config)#router
rip
Router(config-router)#ver
Router(config-router)#version
2
Router(config-router)#net
Router(config-router)#network
10.10.20.0
Router(config-router)#network
10.10.10.0
Router(config-router)#net
Router(config-router)#network
192.168.10.0
Router(config-router)#
Router(config-router)#^Z
Router#
%SYS-5-CONFIG_I:
Configured from console by console
Router#
Router#copy
Router#copy ru
Router#copy
running-config st
Router#copy running-config
startup-config
Destination filename
[startup-config]?
Building
configuration...
[OK]
Router#
Router#
Hasil IP Route pada
Router2
Router#sh
Router#show ip rou
Router#show ip
route
Codes: C - connected,
S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area
* - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
P - periodic downloaded static route
Gateway of last resort
is not set
10.0.0.0/24 is subnetted, 2 subnets
C
10.10.10.0 is directly connected, Serial0/0/1
C
10.10.20.0 is directly connected, Serial0/0/0
R
112.0.0.0/8 [120/1] via 10.10.10.2, 00:00:01, Serial0/0/1
C
192.168.10.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
R
192.168.20.0/24 [120/1] via 10.10.20.1, 00:00:02, Serial0/0/0
Konfigurasi pada
Router3
Router>ena
Router>enable
Router#conf
Router#configure
Configuring from
terminal, memory, or network [terminal]?
Enter configuration
commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#inter
Router(config)#interface
fas
Router(config)#interface
fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip
ad
Router(config-if)#ip
address 112.16.30.0 255.255.255.0
Bad mask /24 for
address 112.16.30.0
Router(config-if)#ip
ad
Router(config-if)#ip
address 112.16.30.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no
shutdown
Router(config-if)#
%LINK-5-CHANGED:
Interface FastEthernet0/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN:
Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Router(config)#inter
Router(config)#interface
se
Router(config)#interface
serial 0/0/0
Router(config-if)#ip
ad
Router(config-if)#ip
address 10.10.10.2 255.255.255.0
Router(config-if)#clock
rate 64000
Router(config-if)#no
shutdown
Router(config-if)#
%LINK-5-CHANGED:
Interface Serial0/0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Router(config)#
Router(config)#rou
Router(config)#router
rip
Router(config)#router
rip
Router(config-router)#ver
Router(config-router)#version
2
Router(config-router)#
%LINEPROTO-5-UPDOWN:
Line protocol on Interface Serial0/0/0, changed state to up
Router(config-router)#net
Router(config-router)#network
112.16.30.0
Router(config-router)#net
Router(config-router)#network
10.10.10.0
Router(config-router)#^Z
Router#
%SYS-5-CONFIG_I:
Configured from console by console
Router#cop
Router#copy ru
Router#copy
running-config st
Router#copy
running-config startup-config
Destination filename
[startup-config]?
Building
configuration...
[OK]
Router#
Router#
Hasil IP Route pada Router3
Router#show
Router#show ip ro
Router#show ip
route
Codes: C - connected,
S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area
* - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
P - periodic downloaded static route
Gateway of last resort
is not set
10.0.0.0/24 is subnetted, 2 subnets
C
10.10.10.0 is directly connected, Serial0/0/0
R
10.10.20.0 [120/1] via 10.10.10.1, 00:00:00, Serial0/0/0
112.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C
112.16.30.0 is directly connected, FastEthernet0/0
R
192.168.10.0/24 [120/1] via 10.10.10.1, 00:00:00, Serial0/0/0
R
192.168.20.0/24 [120/2] via 10.10.10.1, 00:00:00, Serial0/0/0
3. Hasil Konfigurasi
1. setelah semua devices telah diconfigurasi
2. Hasil ping PC0 ke server
3. Hasil PC0 membuka domain yang diconfigurasi di server
4. Analisa
Pada percobaan ini kita melakukan configurasi pada 1 server, 3 router, 3 switch, 6 PC client dan 1 PC server. masing-masing devices dihubungkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. PC ke switch menggunakan kabel straight
2. switch ke router menggunakan kabel straight
3. router ke router menggunakan kabel serial
4. server ke switch menggunakan kabel straight
setelah semua devices terhubung selanjutnya kita melakukan konfigurasi pada masing-masing devices dengan command konfigurasi di atas.
jika semua konfigurasi yang dilakukan telah benar maka semua devices akan terhubung dengan baik. untuk mengecek apakah konfigurasi telah benar lakukan pengecekan dengan melakukan :
1. ping dari pc client ke server
jika ada balasan Reply from 112.16.30.2: bytes=32 time=10ms TTL=125 berarti pc client telah terhubung ke server
2. buka domain yang telah kita setting diserver menggunakan pc client, jika keluar output seperti yang kita setting pada file html berarti konfigurasi telah berhasil.
5. Kesimpulan
RIP v2 merupakan perkembangan dari RIP v1, dengan dilihat dari beberapa keuntungan yang diberikan, RIP v2 sangat baik digunakan, traffic penggunaan di dunia bahwa RIP v2 banyak digunakan dari pada RIP v1 dan sebagainya, karena harganya yang relatif dan mudah dilakukan configurasi Routingnya.
2 komentar:
Cucok beud Blog kau Ned... LoL.
Nice gan di tunggu kunbal nya
Posting Komentar